Rabu, 03 Juli 2024

Penuntut Ilmu

Siapa sangka ternyata Siti Khodijah menempuh jenjang S3. Hal yang pernah terucap ayah menjadi hal nyata.
Perjuangan semester 1, 2, 3 dan 4 bukan hal mudah.
Semester 1 sungguh excited dan bersemangat tapi menjadi tantangan utk bisa kembali belajar beradaptasi dengan orang baru  lingkungan baru rutinitas baru. Semester 2 semakin terasa tekanan dan himpitan deadline, ditambah kondisi kesehatan yang sering menurun sampai akhirnya dihadapkan dengan operasi hemmoroid di hari terakhir UAS. Sem 3 diuji dengan ujian di tempat kerja dan akhirnya sama sekali tidak berprogres dan tertinggal. 
Sem 4 mencoba kembali mengejar tapi langkah tidak signifikan. 
Perjalanan sekolah ini sungguh memberikan banyak perjuangan pembelajaran. Semoga terlalui dgn sebaik2 perjuangan dan hasil. ALLAH ridho dan semua prosesnya diberkahi.

Kelak kalau aku Telah Tiada Baca Ini

Aku tak menyangka aku msh bisa hidup bertahan sampai kini usiaku 32 tahun.
Sejak kecil banyak periatiwa yang membuat aku menjadi langganan IGD. Klinik 24 jam sudah jadi langganan.
Sering kusembunyikan sakitku, hingga akhirnya tak kuat aku berada di puncaknya sakit dan tak bisa lagi tertutupi.
Ketika dewasa rasa sakit yang tak tertahan lbh sering hadir. Aku cuma mau bilang, ini bukan lebaynya aku tp memang aku merasakan sakit dan butuh pertolongan.
Bukan maunya aku menyusahkan ibu, tp siapa lagi yg aku bisa mintakan tolong utk mengurangi rasa sakitnya.
Kelak kalau aku telah tiada, tolong jangan remehkan orang yg sedang mengeluhkn rasa sakitnya. Jika ia bisa, tentu iya ingin melupakan rasa sakitnya dan menjalani hidup tanpa menyusahkan siapa2.
Kelak kalau dipertemukan dgn orang yg sedang sakit, tolong bantu dia dan jika tidak dpt membantu jangan lukai hatinya dgn kata2mu yang kasar dan menyudutkan.


Luka dari rahim yang sama

Orang yang ternyata merendahkanmu dihadapan teman2mu..
Orang yang ternyata tak ingin kehidupannya dimasuki olehmu...
Yang tak mengulurkan tangan saat engkau kesakitan...
Yang tak muncul wajah bahagianya saat engkau bahagia ...
Yang tak pernah peduli saat engkau bersedih...
Orang yang menjelek2an cara berpakaianmu...
Yang ternyata menyembunyikan banyak hal
Yang ternyata menghide dirimu di sosial medianya..
Dia adalah orang yang lahir dr rahim yang sama..
Sampai akhirnya aku bingung, siapa lagi yg bisa aku percaya..
Biarkan semua begini, tolong lapangkan hati ini ya Allah...
Engkau yg Maha Tahu bagaimana upayaku utk terus melapangkan hati menghadapi semua perlakuannya..
Aku memilih kematian daripada harus membenci org yg lahir dr rahim yang sama..
Aku berpura2 baik2 saja, walau berkali2 tersayat2...luka yg teramat sering tapi berusaha kutepis dgn berkata, mgkn krn aku jg bukan saudara yg baik...
Kuserahkan diriku dlm penjagaan Mu .
Jauhkn jika mmg dekat mmbuat permusuhan dan kebencian, tp jgn pernah jauhkan aku dr ibuku...
Aku menjadi adik yg sering tak dianggap,
Aku juga menjadi kakak yang sering tak dianggap..
Tapi aku berusaha berdamai dgn itu...
Yang aku tahu ayah dan ibuku mmberiku kasih sayangnya dgn sangat baik...
Ketika semuanya menjauh dan hilang, aku tahu Allah satu2nya yang Tetap menjadi tumpuan.

Sabtu, 13 April 2024

Ujian menjadi anak tengah

Menjadi anak tengah dan kesabarannya..
Kalau seringkali yang dirasa paling tangguh adalah anak pertama, yg dirasa paling disuruh ditumpu adalah anak bungsu...lalu anak tengah? Anak ketiga dari 4 bersaudara.
Kesabaran yang terus diulang utk dipertahankan, kala jadi kakak tak dianggap jadi adik tak dianggap.
Jadi kakak diingat karena butuhnya saja, jadi adik diingat karena bisa disuruhnya saja.
Dianggap pembangkang, padahal tak pernah didengar.
Dianggap maunya sendiri karena apa2 memang terbiasa dibiarkan sendiri.
Dibilang harus menghormati yg lebih tua, dibilang harus sayang dan mengalah pada adiknya..tapi aku tak pernah mendapatkan itu.. jd kakak paling kecil jd adik paling dewasa. Rasanya? Kayak pemain figuran yg hanya sesekali dianggap ada. 
Tapi aku selalu berusaha dan berupaya jd pemain utama dalam kisahku sendiri..Aku bersabar pada posisi ini, tp takut tak mampu bertahan lebih lama lagi akhirnya meledak.
Jadi anak tengah mmg tak menjadi perhatian, bahkan mgkn terasingkan. Katanya kalau bukan dari pintu sabr dari mana lagi surga tempatku masuk, utk seorang pendosa dan yg amalnyaterbatas seperti aku ini.
Di rumah yg aku tak punya hak, tak punya suara, tak punya ruang utk mengekspresikan inginku. Tak punya rumah tangga yg bisa kususun dgn cara dan inginku aku terus bertahan dalam sabar hingga kelak ada imam yg menarikku mmabngun rumah impian bersama. Entah di bumi atau di akhirat Nya kelak.
Jika hangatnya kakak dan adik tak kudapatkan sebagai anak tengah mungkin kehangatan sbg hamba Nya yg akan ku dapatkan sebagai harapku dalam sabarku yg kuperpanjang.
Tak kusesali menjadi anak tengah, mgkn itu ujian yg hrs dihadapi sbg anak tengah. Dimanapun posisinya msg2 punya ujiannya, punya ruang lemah dan ingin menyerah. Tapi bisakah kita sedikit menghargai posisi posisi perjuangan masing2 dengan tetap saling menghargai perannya.
Anak tengah yang kehilangan arah, namun meyakini Rabb nya tak kan hilang meninggalknmya sendiri pada setiap momen kesendiriannya.
Berbuat baik kepada orang lain mmg lbh mudah dibandingkan berbuat baik pada saudara sendiri. 
Semoga ada kebaikan2 yang hadir menyirami perjuangan2 sabar melawan suara2 ini, ada kesabaran yg mengamkan dari pertengkaran, ada kondisi yg membuat jarak aman hingga tak ada perselisihan. Semoga aku diberikan rasa sabar atas apa2 yg mmbuat tak nyaman. Manusia lemah ini bertahan sama husnul khotimah menjemputnya.