Sabtu, 24 Oktober 2015

Ialah rindu yang memanjangkan doa,
ialan gundah yang menundukkan kepala,
kepada hari-hari yang mulai membuatku lupa,
disibukkan pada kewajiban sang pencinta ilmu..

langkah kaki mengawali setiap hari menuju tempat aku bertemu para penebar ilmu
menjadikan angkot, stasiun dan kereta sebagai perjalanan panjang setiap harinya.
Langkahku banyak agar sampai menuju tujuan,
tanganku kokoh untuk bertahan dalam goncangan KRL,
ayunan pasti melewati jembatan penyebrangan..

ialah perjalanan aku menemukan,
sang lansia duduk tak berdaya dengan kalengnya..
Sama tak berdayanya aku melewati mereka, melewati, nenek, kakek, anak kecil yang menghabiskan harinya di jembatan bersama sang nenek sebagai peminta-minta, melewati banyak kecacatan mulai dari mata hingga kaki yang luka tak berbentuk lagi jari jemarinya..
disana potret masyarakat sakit yang kutemukan, tapi mereka tak berdaya...jangankan pengobatan, mungkin mereka berharap bisa makan.. sama tak berdayanya pada aku yang hany bisa melewatinya sambil sesekali menahan air mata dan sesak di dada..

Ialah ketidakberdayaan yang membuat kadang langkah ini melemah...